KESULTANAN TERNATE: KERAJAAN ISLAM DI PULAU CENGKEH MALUKU


Islam masuk ke daerah Maluku secara resmi pada abad IX, yang pada waktu itu dibawa oleh orang-orang Arab, Persi dan juga orang Melayu yang berdatangan ke sana sejak abad ke-5 atau abad ke-11 Masehi. untuk mengetahui lebih mendalam tentang kerajaan Ternate ini ada baiknya apabila terlebih dulu kita mengetahui keberadaan wilayahnya, yang merupakan salah satu faktor penunjang bagi kemajuan dan perkembangan kerajaan Ternate di masa-masa selanjutnya nanti. Kerajaan Ternate berada di kepulauan Maluku yang merupakan salah satu dari empat kerajaan yang ada di sana, yaitu Kerajaan Tidore, Kerajaan Bacan, Kerajaan Jailolo dan Kerajaan Ternate sendiri yang akan dibahas.

Sejak dulu Maluku terkenal dengan semerbak bunga cengkehnya, karena itulah yang membuat orang-orang Eropa berdatangan dan ingin menguasainya. Datangnya pengaruh bangsa Barat, didahului oleh pengaruh bangsa Timur Tengah yang lebih awal datangnya ke negeri ini, sehingga mereka saling berlomba untuk mendapatkan hasil bumi yang melimpah ruah. Bangsa Timur Tengah disamping bertujuan mencari cengkeh (rempah-rempah), mereka juga bertujuan untuk menyebarkan Islam di Kerajaan Maluku. 

Kedatangan Islam ke Indonesia bagian Timur, yaitu ke daerah Maluku tidak dapat dipisahkan dengan pusat lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional, yaitu : Malaka, Jawa dan Maluku. Keadaan Maluku yang sekaligus kerajaan Ternate di dalamnya, bahwa tantangan yang dihadapi orang-orang Islam tidak lagi menghadapi kerajaan yang sedang mengalami perpecahan karena perebutan kekuasaan melainkan mereka hanya datang dan mengembangkan agama Islam dengan melalui perdagangan, dakwah dan melalui perkawinan menurut cara Islam.

Di kala Tome Pires dan Gallevao datang ke daerah tersebut terlihat masih banyak masyarakat yang belum masuk Islam, mereka masih percaya akan pengaruh nenek moyangnya dan mereka hidup dalam kelompok masyarakat yang dipimpin oleh para ketua kampung masing-masing. Dengan keadaan yang demikian itu, maka orang Arab yang berada di daerah tersebut mulai tergerak untuk melaksanakan Islamisasi. Sebagian dari hasil Islamisasi yang dilakukan adalah dengan masuknya raja Ternate dalam Islam. Disebutkan pula bahwa yang mula-mula memeluk agama Islam adalah "'Kolani" (gelar para raja Maluku sebelum Islam) yang bernama Gapi Baguna. Dialah yang telah menerima seruan Datuk Maulana Husin dan mempelajari Islam secara sungguh-sungguh. Disebutkan pula dalam catatan orang Ternate, bahwa raja itu setelah masuk Islam memakai nama "Marhum'. Besar sekali kemungkinan bahwa nama Islam baginda bukan itu, sebab biasanya bila seorang raja setelah meninggal dunia baru disebut namanya dengan panggilan Marhum. Sehingga panggilan atau gelar itu digunakan oleh pewaris kerajaan

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama