Danau Sentani baru dikenal luas setelah dikungjungi tim Belanda tahun 1893 sebagai dari serangkaian ekspedisi yang dilakukan dibeberapa wilayah pantai Dutch New Guinea. Danau Sentani yang merupakan danau terbesar di Papua membentang dari timur ke barat sepanjang kira-kira 30 kilometer dan luas kira-kira 10 kilometer. Sumber airnya berasal dari 24 mata air aliran sungai dan sumur bawah tanah dari Pegunungan Cycloop dengan outlet di Sungai Tami. Lingkungan Danatu Sentani memiliki topografi berbentuk lereng perbukitan di sebelah Selatam; di sebelah Utaranya berdiri tegak Pegunungan Cycloop yang memangjang memisahkan dengan tegas lingkungan danau dengan Lautan Pasifik.
"Sentani" yang menjadi nama suku dan lokasi inventarisasi rumah tradisional Papua di Jayapura tahun 2009 tidak ditemukan kosa-kata bahasa setempat. Masyarakat Sentani sendiri menyebut teritori permukiman mereka dengan buyaka yang berasal dari kata bu yang bermakna "air" dan "yaka" bermakna tempat kosong. Buyaka kemudian dapat dimaknai wilayah kosong yang dikelilingi air (danau). Meskipun demikian, ada juga yang berpendapat bahwa istilah "sentani" mungkin berasal dari kata hedam yang kemudian dilafalkan menjadi setam yang kemudian menimbulkan istilah "sentani". Selain itu, istilah "sentani" juga dikatikan dengan endeni yang berarti tiba di sini. Penyebutan endeni berhubungan dengan perjalanan nenek moyang dari Sepik Timur (Papua New Guinea) menuju ke arah barat dan tiba di suatu tempat (kini Sentani), sehingga mereka menyebut kata endeni yang berarti tiba di sini. Pada lokasi yang dikenal Sentani sekarang mereka membangun rumah-rumah dengan bentuk yang unik sebagai salah satu khazanah kekayaan lingkungan budaya yang harus dipelihara.
