Kerajaan Makassar terdiri atas dua kerajaan yaitu Goa dan Tallo, kedua kerajaan itu saling mengadakan hubungan baik, sehingga orang luar hanya mengenal sebagai kerajaan Makassar saja, nama Makassar diambil dari Ibu kota Goa dan sekarang berganti nama menjadi Ujung Pandang. Makassar terletak di pantai barat semenanjung Sulawesi Selatan, sedangkan di pantainya terdapat kerajaan lain yaitu kerajaan Bugis, Laut Flores di sebelah selatan, dan teluk Bone di sebelah Timur. Keadaan alam yang demikian menyebabkan kedua suku bangsa, yaitu Makassar dan Bugis menjadi ulung. Tetapi Bugis lebih luas daerahnya. Berpusat di Luwu, Bone (termasuk Sappeng), Wajo dan Sidenreng.
Menurut catatan kerajaan Goa dan Bone, agama Islam masuk dengan resmi ke negeri itu sekitar tahun 1602 atau 1603, karena Raja Goa Karaeng Tonigallo telah menerimanya dari tiga orang guru agama Islam yang datang dari Minangkabau yaitu Datuk ri Bandang, Datuk ri Tiro dan Datuk Patimang. Tetapi sebelum raja memeluk Islam, sudah ada orang Islam sebagai pedagang di Goa jauh sebelum itu. Ketida suatu utusan Portugis datang ke Goa pada tahun 1540, mereka telah mendapati beberapa orang Islam berdiam di Goa, tetapi mereka datang dari daerah lain. Dapatlah laporan orang Portugis itu diterima, jika mengingat setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511 banyak pedagang Islam melarikan nasibnya ke daerah lain, diantaranya ke Makassar.
Rupanya setelah Goa menerima Islam, dengan bersemangat mereka mengajak raja-raja tetangganya, yang menurut kepercayaan orang di sana, keempat raja didaerah itu berasal dari satu keturunan, yaitu dari Sawirgading. Maka Makassar mengajaklah kepada daerah raja-raja yang tiga lagi itu supaya masuk Islam. Setelah mereka menolak merekapun diperangi, sehingga beberapa daerah terutama Suppeng merasa bahwa mereka ditaklukkan oleh Goa dengan kekerasan memakai nama Islam.
Faktor-faktor yang menyebabkan Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan dan pusat perdagangan Indonesia Timur adalah:
- Makassar memiliki syarat-syarat yang baik untuk menjadi pelabuhan, terletak di muara sungai dan di depannya terdapat gugusan pulau yang dapat melindungi pelabuhan dari angin maupun gelombang besar.
- Letaknya strategis untuk perdagangan, yaitu di tengah-tengah jalan dagang nasional dan dalam zaman Indonesia Hindu, selat Makassar sudah merupakan jalan dagang internasional.
- Jatuhnya Malaka ke tangan bangsa Portugis (1511) menyebabkan banyak orang pindah tempat dagangnya di daerah-daerah yang belum dikuasai oleh bangsa asing.
- Politik Sultan Agung yang sifatnya agraris dan non maritim banyak melemahkan armada laut di pantai utara Jawa.
